Bagi para pemerhati lingkungan dan hobiis yang gemar bertanam, terutama yang tinggal di perkotaan, istilah komposter mungkin sudah tidak asing. Komposter bisa didefnisikan sebagai wadah yang digunakan untuk menampung dan menyimpan sampah rumah tangga yang bisa didaur ulang. Pada artikel kali ini, akan dibahas beragam tip seputar penggunaan komposter yang sudah dilakukan penulis. Jenis dan Keunggulan Komposter Desain dan bahan wadah komposter sangat beragam, tergantung pada kreativitas masing-masing orang. Ada dua jenis komposter yang umumnya banyak digunakan, yakni komposter aerob dan anaerob. Berikut ini perbedaan, kelebihan, dan kekurangan kedua komposter ini. Komposter Aerob Komposter Anaerob Ada ventilasi Tidak ada ventilasi Ada sejenis lalat dan (kemungkinan) belatungnya di dalam wadah. Tidak ada lalat buah dan belatungnya Lebih cepat terurai karena ada mikroorganisme yang membantu proses penguraian
Ada tiga metode penggemukan atau cara pemberian pakan yang bisa dilakukan pada sapi potong. Ketiga metode ini bisa dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan di peternakan, target penggemukan sapi, dan kemampuan peternak. Simak uraiannya berikut ini. 1. Metode Penggembalaan ( Pasture Fattening ) Pada sistem ini, sapi digembalakan di padang rumput sepanjang hari. Sapi baru dimasukkan ke dalam kandang pada malam hari atau saat siang hari terlalu terik. Sapi hanya diberikan pakan hijauan berupa rumput, tanpa konsetrat sama sekali. Karena itu, untuk meningkatkan penggemukan sapi, peternak sebaiknya menanam tanaman legum, seperti lamtoro di padang rumput gembalaan sapi. Tanaman legum banyak mengandung protein dan mampu menambah hara yang dapat diserap tanaman. Metode ini dikenal relatif murah karena biaya pakan dan tenaga kerjanya lebih rendah. Namun, metode ini membutuhkan padang rumput yang relatif luas. Dengan metode ini, pertambahan bobot harian sapi juga tergolong lebih kecil, sehingga